SD Birrul Sragen Perpus Ahmad Dahlan

Alhamdulillahi rabil'alamin, 

hari ini (Senin, 8/2/2021) penyerahan Donasi Bencana dari Keluarga SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen melalui LazisMU Sragen sebesar Rp.27.849.000,00.

Berapa pun yang kita berikan, walau nampaknya kecil bagi kita. Insya Allah memberi manfaat yang Besar bagi saudara kita yang sedang ditimpa musibah dan bencana.

Dari yang kecil dan sedikit, kemudian membesar karena disengkuyung bersama. 

Ibarat Lidi,

satu tak berarti.

Saat bersatu menjadi kekuatan yang bisa membersihkan.

Itulah keberkahan dalam kebersamaan. 

Semoga keberkahan atas setiap harta yang dikeluarkan ayah bunda.

Insya Allah mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah Ta'ala di dunia maupun di akhirat kelak.

Aamiin... 🙏

Sudah pada kenal belum dengan seorang ilmuwan muslim bernama Abbas Ibn Firnas. Kalau belum, kenalan dulu yuk dengan beliau.

Abbas Ibn Firnas adalah seorang ilmuwan yang lahir pada tahun 810 di Andalusia atau Spanyol. Andalusia merupakan Kekaisaran Islam Cordoba, dimana negara tersebut berhasil menjadi negara paling maju di Eropa. Banyak ilmuwan yang belajar disana termasuk Abbas, disanalah Abbas berhasil menjadi dokter, ilmuwan, insinyur, penyair sekaligus musisi.

Suatu hari, Abbas melihat pertunjukan dari pemain akrobat jalanan bernama Armen Firman, yakni melompat dari menara masjid Cordoba tanpa terjatuh sama sekali. 

Setelah menonton aksi tersebut sang ilmuwan terinspirasi untuk menemukan cara agar manusia bisa terbang.

Puluhan tahun Abbas belajar, sampai akhirnya dia berhasil membuat pesawat terbang untuk dirinya sendiri. Dia memulai percobaannya pada tahun 875, dengan melompat dari bukit Jabal Al-'Arus. Tentu saja, Abbas belum menggunakan mesin terbang canggih seperti sekarang ini melainkan hanya membuat sepasang sayap yang terbuat dari sutra dan kayu sebagai rangkanya. Hebatnya meski sederhana namun pesawat ini berhasil membuat Abbas terbang selama 10 menit di angkasa.

Qodarullah, percobaan tersebut tidak berakhir sempurna, karena Abbas belum mempelajari bagaimana cara mendarat dengan baik dan aman. Sehingga, pada saat mendarat Abbas tidak bisa mengendalikan kecepatannya sehingga ia pun jatuh terjungkal dan mengalami cedera punggung yang membuatnya tidak bisa melanjutkan eksperimen.

Bertahun-tahun ia merenungkan kekurangan dari desain pesawat yang ia buat. Sampai suatu hari, Abbas melihat seekor burung terbang dan mendarat dengan mudah. Untuk bisa mendarat, seekor burung menggunakan ekor dan sayapnya secara bersamaan.

Akhirnya, Abbas menyadari bahwa untuk bisa mendarat dengan mulus, ia membutuhkan sebuah ekor di ujung pesawatnya.

Abbas Ibn Firnas wafat pada tahun 887 di usia 77 tahun. Dan meski dia tidak berhasil menyempurnakan penemuan itu, untuk mengenang jasanya pemerintah Irak membuat sebuah patung dan menempatkanya di bandara kota Baghdad.

#AbbasIbnFirnas

#ilmuwanmuslim

#penemupesawat

#schoolofchampion

#quranicschool

#billingualschool

Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Keluarga merupakan penghubung utama antara orang tua menjadi pendidik bagi anak. Anak-anak akan banyak belajar dari perilaku orang tuanya. Tidak hanya dari perkataan melainkan jg perbuatan.

Anak tidak akan patuh dengan orang tua tanpa adanya contoh atau teladan dari orang tua itu sendiri. Itu artinya orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak. 

Mendidik merupakan tanggung jawab bagi para orang tua. Allah menitipkan anak kepada kita dengan keadaan yang baik. Maka tugas kita sebagai orang tua bertanggung jawab mendidiknya dengan baik. 

Mendidik seorang anak adalah tentang kesabaran. Kesabaran yang dimaksud tidak hanya tentang kesabaran dalam mendidik anak, melainkan juga tentang kesabaran dalam memperbaiki diri yang di dasari niat tulus karena-Nya dan dengan sepenuh hati.

"Andai orang tua lebih sibuk mengejar ketaqwaan dan ketaatan pada anaknya dari pada mengejar dunia, anak-anak kita bisa seperti Nabi Ismail yang patuh bukan karena ayahnya, tapi karena Rabbnya." (Bunda Elly Risman, Psi)

Bukan hanya kata-kata, melainkan teladan nyata.

Begitulah, jika para orang tua menginginkan anaknya menjadi baik, maka tugas utama para orang tua adalah memberinya contoh yang baik. 

Sebagai guru dan orang tua tugas kita tidak hanya sekedar mengajar dengan mengisi otak saja melainkan juga mendidik yaitu membentuk kepribadian.

Semoga Allah senantiasa mudahkan langkah kita untuk menjadi guru dan orang tua terbaik bagi mereka.

#parenting

#teladanorangtua

#teladanguru

#birrulwalidain

#quranicschool

#schoolofchampion

#billingualscholl

Semangat

Satu kata yang besar maknanya untuk kita semua.

Ditengah pandemi ini, kata semangat sangat membantu untuk kita saling menguatkan satu sama lain. Dengan semangat kita bisa memulai aktifitas apapun untuk menggapai cita ditengah pandemi ini.

Selalu ada kesempatan di saat kesulitan.

Pandemi telah memaksa orang keluar dari zona rutinitas dan aktivitas normal seperti biasanya. Pandemi hampir melumpuhkan semua sektor. Baik sektor ekonomi, pariwisata, dan pendidikan. Pembelajaran Jarak Jauh dan Work from home adalah contoh kegiatan yang tidak kita bayangkan sebelumnya.

Namun, pandemi telah memaksa kita untuk melakukannya.

Hal ini menjadi sebuah problematika dan tentu bukan hal yang mudah bagi banyak orang, karena memang bukan suatu yang baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya.

Dibalik problematika dan kesulitan tersebut, kita harus senantiasa berfikir kreatif dan inovatif. Karena dibalik kesulitan pasti ada kesempatan, sekecil apapun itu. 

Selalu ada peluang dan solusi bagi orang yang mau berfikir dan bekerja keras.

Di masa PJJ ini kami memutuskan untuk terus bergerak mendidik dan mendampingi para santri. Hal itu kami lakukan sebagai wujud tanggungjawab kami untuk santri agar tetap mendapatkan fasilitas pembelajaran yang terbaik di tengah pandemi ini.

Pembelajaran berbasis Daring salah satunya. Untuk menunjang pelaksanaan PJJ dibuatlah modul yang ringan, yang sekiranya dapat memudahkan belajar santri di rumah.

Untuk membagikan ke santri kami gunakan sistem Drive thru. Sistem yang dilakukan guna menimimalisir kerumunan saat pengambilan modul. Demi kenyamanan dan kebaikan bersama.

Mari terus semangat dan bersinergi bersama, Mewujudkan Generasi Taqwa, Cerdas dan Mandiri.

#schoolofchampion

#qur'anicschool

#billingualschool

#pjj

#daring

Manusia diciptakan untuk saling menyayangi dan mengasihi antar makhluk hidup di dunia. Manusia sebagai makhluk yang mulia sudah seharusnya menunjukkan kasih sayangnya kepada seluruh makhluk ciptaan Allah. Tak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada makhluk lainnya, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, juga lingkungan.

Sebagai seorang Khalifah tugas kita adalah menjaga, merawat dan menyayangi bumi Allah ini. 

 

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik tentang berkasih sayang, tak hanya terhadap keluarga ataupun sahabatnya kepada musuhnya sekalipun beliau tetap memperlakukan dengan kasih sayang. Sebagaimana sabdanya, "sayangilah makhluk Allah yang ada di bumi, niscaya para Malaikat di langit akan menyayangimu"

Ada sebuah kisah dari seorang khalifah Islam yang kedua yaitu Amirul Mukminin Umar bin Khattab, beliau mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Salah satu kisah menakjubkan yang ditunjukkan Umar adalah seperti dikisahkan dalam kitab Mawa'izh al-Ushfuriyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar al-Ushfuri.

Suatu hari, Khalifah Umar berjalan-jalan di Kota Madinah. Istilah sekarang, blusukan. Hal itu dilakukannya untuk mengetahui kondisi dan keadaan umat Islam yang dipimpinnya.

Saat berjalan-jalan menyusuri gang-gang kecil di Kota Madinah, Umar menyaksikan seorang seorang anak kecil sedang bermain-main dengan seekor burung. Anak kecil itu mempermainkannya sesuka hati. Tak jarang, burung itu dicekik. Karena itu, timbullah rasa iba dari Umar bin Khattab.

Umar tak tega melihat burung yang kecil itu dipermainkan. Ia lalu mendekati anak-anak itu kemudian meminta burung itu. "Wahai anakku, maukah engkau melepaskan atau menjual burung itu kepadaku?" kata Umar. Mendengar Umar akan membelinya, anak kecil itu pun gembira. "Baiklah tuan, silakan." Anak kecil itu kegirangan.

Setelah mendapatkan burung pipit itu, Umar lalu mengelus-elus bulu halus si burung pipit. Tujuannya, tentu saja agar burung itu merasa nyaman dan tenang. Umar ingin menunjukkan bahwa dirinya akan memperlakukan burung itu dengan sebaik-baiknya.

Setelah dirasa cukup tenang maka Umar langsung melepaskan burung pipit itu ke angkasa. Dan, burung pipit itu terbang bebas. (Sumber dari artikel Republika.co.id, Juli 2014)

Dari cerita di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sesama makhluk ciptaan Allah harus saling menjaga, merawat dan menyayangi.

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah terkumpul untuk mencurahkan mahabah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkan ikatan pertaliannya. Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalanya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu hidupkanlah dengan ma'rifat-Mu dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Dan semoga sholawat serta salam selalu tercurah kepada Muhammad, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya." Aamiin.

#menyayangi

#doajumat

#quranicschool

#schoolofchampion

#billingualschool